MAKALAH IMAGERY
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat, karunia, hidayah dan kehendak-Nyalah Makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengulas mengenai bergabagi jenis imagery (perumpamaan). Dalam makalah ini penulis menemukan banyak kesulitan, terutama keterbatasan mengenai penguasaan ilmu tentang bergabagi jenis imagery (perumpamaan), tetapi berkat bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan makalah ini serta adanya media massa yang sangat menunjang penyelesaian makalah ini.
Sebagai mahasiswa, penulis menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki masih terbatas sehingga dalam makalah ini masih ditemukan banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.
Penulis berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Padang, 25 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN 3
Latar Belakang Masalah 3
Rumusan Masalah 4
Tujuan Makalah 4
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 5
Pengertian Imagery 5
Komponen-Komponen Imagery 6
Proses Imagery 6
Tipe-Tipe Imagery 7
Penerapan Imagery Dalam Matematika 11
BAB III PENUTUP 17
Kesimpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ahli matematika adalah penemu teori dan menemukan cara untuk memahami hubungan antara waktu, ruang, bidang,titik dan garis. Seperti seniman, ahli matematika berpetualang dalam mencari dan menyelesaikan masalah. Masing-masing hasilnya membutuhkan imajinasi/ pemikiran mendalam.
Ketika alam memberikan pola dan bentuk yang tak terbatas untuk di fikirkan bagi ahli matematika. Pada saat yang sama, alam juga memberikan keindahan dan keaslian/ke alami an untuk dikagumi dan direnungkan oleh seniman. “ Walaupun inti dari berbagai kesulitan dalam memahami sifat alam secara utuh,” tulisan Rochelle Newman dan Martha Boles (1992a), “antara matematika dan seni mewakili keinginan manusia untuk memahami alam.... masing-masing tidak pernah lengkap dalam menjelaskannya, tetapi mampu melengkapi ketidak utuhan dari pekerjaanya”.
Cathy Bullock, seorang guru kelas 5 di California secara teratur mengajak siswanya menggali konsep matematika yang ada di alam. Ia membawa siswanya ke alam dan siswa di minta untuk menggambar bunga dan daun. Siswa menggunakan pengetahuan matematika untuk menggambar dan untuk menjelaskan aspek alam dalam istilah matematika. Contoh mengidentifikasi jumlah kelopak bunga, jumlah bunga dalam tiap grup, jumlah grup dalam satu tangkai, sisik pada buah pohon cemara,dll. Disini siswa merasa seperti menemukan sesuatu hal yang penting saat dia belajar di alam yang memberikan ketidak terbatasan untuk di eksplorasi.
Hubungan lain antara seni dan matematika menurut Newman dan Boles dapat dikaitkan dengan permainan,atau membangun ingatan permainan adalah dasar tiap ilmu/mata pelajaran seni dan matematika. Kedua mata pelajaran ini mencari hubungan diantara permainan. dalam musik sering ditemukan perkembangan tema, rekapitulasi, sejajar dan improvisasi. Tidak ada penciptaan melodi yang sama. Selalu ada tambahan irama, keseimbangan, alat penghitung melodis dan sejenisnya. Pada aljabar,kita menemukan rumus-rumus, sifat-sifat, dan bukti-bukti. Pengertian penggunaan angka dalam kehidupan berhubungan dengan pengertian-pengertian angka-angka, ukuran-ukuran, pendapat orang lain.
Salah satu bukti bahwa seni merupakan bidang kiasan/imajinasi dan matematika merupakan bidang logika. Jika keduanya dikombinasikan maka akan memberikan keseimbangan.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat untuk makalah ini yaitunya:
Apa pengertian imagery ?
Apa saja komponen-komponen imagery?
Bagaimana proses imagery?
Apa saja tipe imagery?
Bagaimana penerapan imagery dalam matematika?
Tujuan Makalah
Untuk mengetahui apa itu imagery
Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen imagery
Untuk mengetahui proses imagery
Mengetahui tipe imagery
Mengetahui bagaimana penerapan imagery dalam matematika
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
Pengertian Imagery (Perumpamaan)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membayangkan sesuatu dalam pikiran kita. Apakah ketika kita membaca novel, melamun angan-angan yang belum tercapai dan lain sebagainya,membuat kita merasa sedang melihat bayangan tersebut secara jelas.pada pembahasan psikologi kognitif hal tersebut disebut imagery.
Imagery adalah proses membayangkan (memvisualisasikan) sesuatu yang tidak ada pada saat proses membayangkan. Sebagai contoh: kita membayangkan sebuah pantai yang indah dipagi hari yang dingin menusuk kulit, pada saat membaca sebuah novel. Imagery berarti perumpamaan, pembandingan, pembayangan yang dilakukan secara mental. Oleh karena itu jika menemukan istilah pembayangan mental atau perumpamaan mental, itu berarti merujuk pada definisi imagery. Selain itu, imagery memiliki banyak bentuk, misalnya visual (penglihatan), auditory (pendengaran, olfactory (penciuman), dan lain sebagainya.
Korn & Johnson (1983: 203) mental imagery adalah aktivitas menggambarkan suatu hasil tertentu sebelum hasil tersebut dicapai. Dengan visualisasi seseorang seolah-olah membuat rancangan gambar secara abstrak tentang hasil yang ingin dicapai.
Richardson (1969) & Thomas (2003) menjelaskan bahwa mental imagery adalah sebuah proses atau peristiwa ketika individu merasakan dengan nyata terhadap suatu objek, kejadian, atau bahkan suasana tertentu, padahal objek, kejadian, dan suasana tersebut sebenarnya tidak ada secara inderawi pada saat terjadinya proses penggambaran mental berlangsung.
Kemudian Shepard (1978: 125-137) mengemukakan mental imagery merupakan kemampuan manusia untuk menggambarkan kesan dalam pikiran sesudah stimuli original pada pandangan keluar. Sedangkan menurut Thomas (2010) mental imagery, secara literal sering dirujukkan sama seperti visualisasi, melihat dengan mata bayangan, mendengar sesuatu di dalam kepala, mengimajinasikan perasaan, dan sebagainya.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembayangan mental (mental imagery) didefinisikan sebagai suatu representasi mental mengenai objek atau peristiwa yang tidak eksis pada saat terjadinya proses pembayangan.
Komponen-Komponen Imagery
Terdapat tiga komponen terhadap mental imagery menurut Finke (1989: 47) komponen-komponen tersebut ialah:
Stimulus, merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu, seperti kejadian, peristiwa, atau sebuah objek biasa.
Panca indera, organ-organ tubuh yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu via serabut saraf menuju otak sehingga perasaan atau sensasi yang diterima dapat ditafsirkan.
Memory, sebagai sebuah proses pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) atau masa lalu oleh mental manusia. Encoding adalah pemberian inisial dan registrasi terhadap informasi. Storage adalah penyimpanan informasi yang telah dikodekan tadi, sedangkan retrieve adalah proses dalam penggunaan informasi yang telah tersimpan (stored information).
Proses Imagery
Guna memahami pengalaman yang terjadi dalam keseharian, individu membentuk representasi mental terkait dengan pengalamannya. Proses terjadinya representasi mental atau mental imagery ialah merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan stimuli, panca indera dan memori. Mata dan telinga yang menerima informasi dari stimuli dikirimkan ke korteks visual dan korteks auditorik secara berturut-turut (Solso dkk, 2008: 182). Kemudian di kirimkan lagi untuk di proses secara mendalam terhadap informasi yang diterima ke area frontal di otak untuk menemukan apakah suatu kata mendeskripsikan benda hidup atau benda mati. Selanjutnya seiring pemrosesan informasi berlangsung, informasi-informasi yang sudah berhasil dipahami maknanya kemudian akan masuk atau tersimpan didalam short term memory (STM) sebagai tempat penyimpanan transitorik atau sementara (Solso, 2008: 181).
Ketika seseorang merasa informasi yang telah diterimanya tersebut merupakan pengalaman yang menyenangkan ataupun yang bersifat traumatik karena mudah diingat dibandingkan pengalaman yang lain, maka informasi yang tersimpan di dalam STM akan di rehearsed (diulang-ulang) untuk kemudian di simpan kedalam long term memory (LTM). LTM juga berfungsi sebagai kemampuan manusia untuk memahami masa lalu dan menggunakanan informasi tersebut untuk mengolah “masa kini” atau menghubungkan pengalaman dimasa lalu dengan pengalaman sekarang. Teknik mnemonic ialah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan kembali informasi dalam memori (Solso, 2008: 226). Dari proses inilah manusia dapat membayangkan atau menggambarkan ulang kembali dan menampilkan kembali suatu informasi maupun kejadian di masa lalu dalam ingatan memori serta menghubungkannya dengan kejadian di masa sekarang ataupun masa depan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari mental imagery itu sendiri, yaitu suatu representasi mental mengenai objek atau peristiwa yang tidak eksis pada saat terjadinya proses pembayangan.
Tipe-Tipe Imagery
Imagery Visual
Imagery Rotasi
Bayangkan dua desain 3D di kertas, lalu putar gambar disebalah kiri dan kanan. Jika setelah diputar bayangan gambar tersebut serupa, maka dapat dikatan bahwa gambar tersebut sama, apabila gambar tersebut tidak serupa maka dapat dkatakan bahwa gambar ituu tidak sama. Menurut Roger Shepard, operasi yang telah kita lakukan atas objek didalam pikirkan (yang berarti juga dilakukan dalam mental) serupa dengan operasi yang kita lakukan atas objek fisik yang sesungguhnya. Selain itu, jika kita merotasi gambar yang sudah dikenal akan lebih mudah dari pada merotasi gambar yang belum dikenal.
Imagery Ukuran
Hasil penelitian membuktikan bahwa orang akan cepat membuat penilaian terhadap objek berukuran besar dibandingkan dengan objek berukuran kecil. Misalnya ketika disandingkan antara gajah dan kelinci, maka binatang gajah akan lebih cepat dikenali dibanding dengan binatang kelinci.
Imagery Bentuk
Hasil penelitian Paivio (1969) menunjukan bahwa semakin besar sudut yang dibentuk jarum jam maka semakin cepat waktu yang diperlu untuk melakukan keputusan. Karteristik mental image, yaitu:
a. Apabila orang merotasi mental image, suatu rotasi besar membutuhkan waktu lebih lama, sam seperti merotasi stimulus fisik denngan derajat yang besar.
b. Orang membuat penilaian ukuran dengan cara yang sama untuk mental image dan stimulus fisik, kesimpulan ini berlaku untuk visual image dan auditory.
c. Orang membuat keputusan mengenai bentuk dengan cara serupa untuk mental image dan stimulus fisik. Hal ini hanya berlaku untuk bentuk-bentuk sederhana (misalnya sudut yang bentuk jarum jam dan bentuk rumit seperti daerah geografis).
Imagery konsep “Bagian dan Keseluruhan”
Penelitian dari Red tentang suatu pola merupakan bagian dari pola yang dilihat sebelumnya yang menunjukan bahwa patisipan hanya benar 14% dari waktu yang disediakan dan secara keseluruhan hanya 55%. Hal ini menunjukan bahwa orang tidak dapat menyimpan mental pictures. Orang menyimpan mental picture sebagai penjelasan didalam kode preposisional.
Imagery Figur yang Ambigu
Ketika dilakukan penelitian pada gambar ambigu, dari 15 patisipan menunjukan bahwa tidak ada satu orang pun yang mampu menginterpretasikan gambar tersebut, padahal sebgian dari mereka termasuk kategori “high imagery”. Tetapi ketika diminta membuat gambar dari memori dan menginterpretasikannya kembali, 15 orang tersebut dapat menginterpretasikan. Gambar visual dapat diinterpretasikan jika stimulus dan intruksinya sesuai; pengkodean dapat secara nyata meliputi anlog pada beberapa situasi.
Imagery Intervensi
Ada dua hasil penelitian yang menunjukan bahwa persepsi visual dapat mengganggu visual imagery, dan visual imagery dapat pula mengganggu persepsi visual.
Visual task interfering with visual imagery
Hasil penelitian Brooke (1968) menunjukan bahwa persepsi visual kita dapat mengganggu tugas yang memerlukan visual imagery, sebalikan tugas yang memerlukan visual imagery dapat mengganggu persepsi visual
Visual imagery interfering with visual task
Hasil penelitian Segal (1970) menunjukan bahwa partisipan kurang tepat mendeteksi stimulus fisik apabila image dan isyarat ada didalam sensori mode yang sama.
Imagery Visual dan Verbal
Pertama, penggunaan istilah simbol perlu penjelasan lebih lanjut; karena ketika kata-kata dituliskan kata-kata itu menjadi sesuatu yang dilihat, bukan didengar. Namun demikian kata-kata adalah simbol yang berhubungan dengan pendengaran, dan cara mengkomunikasikannya adalah ucapan, bukan tulisan. Jadi simbol verbal dapat kita akan artikan sebagai kata yang diucapkan dan kata yang dituliskan.
Simbol visual contohnya adalah diagram, khususnya gambar bentuk-bentuk geometri. Tetapi ke dalam kategori mana kita harus meletakkan simbol aljabar seperti ini?
{ x : x2 > 0 }
Pada dasarnya ini adalah stenografi lisan. Tulisan ini dapat dibaca dengan jelas, atau dikomunikasikan tanpa melihat bentuk visual. Yang pertama dibaca sebagai ”Integral dari a sampai b dari sin x dx”; dan yang kedua sebagai ”himpunan semua nilai x sedemikian hingga x2 lebih besar atau sama dengan nol”. Keuntungan dari notasi-notasi aljabar tersebut adalah, pertama, singkatan ini menghemat waktu dan mengurangi kesalahan serta menambah kejelasan dan kekuatan karena ide-ide yang dipertahankan muncul dalam waktu yang singkat. Tetapi singkatan ini lebih bermanfaat. Mungkin ada sedikit kecenderungan untuk membacanya; kemudian memberikan aspek visual. Tetapi dalam pembicaraan yang sering digunakan, simbol aljabar dan simbol verbal biasa digunakan dari pada diagram dan gambar geometri. Contoh pernyataan yang sesuai, adalah “Jika p adalah bilangan prima, dan p|ab maka p|a atau p|b” (“jika p adalah bilangan prima, dan p membagi habis ab maka p membagi habis a atau p membagi habis b”).
Kedua simbol, visual dan verbal digunakan dalam matematika secara bersamaan maupun terpisah. Oleh karena itu, kita menemukan diagram-diagram dengan penjelasan verbal dan, bentuk perhitungan-perhitungan trigonometri; kita menemukan kurva disertai persamaannya; tetapi kita juga menemukan bentuk aljabar tanpa gambar atau diagram. Hal itu terlihat seolah-olah simbol verbal (termasuk aljabar) sangat diperlukan , tetapi simbol visual tidak.
Meskipun terkadang simbol-simbol tidak dibutuhkan, namun tidak ada keraguan bahwa simbol visual sangat berguna dan mungkin simbol visual lebih dapat dimengerti daripada symbol verbal dalam bentuk aljabar.
Penerapan Imagery dalam Matematika
Pemikiran yang disosialisasikan
Dari sini dapat dikatakan bahwa pemikiran verbal kita lebih mudah untuk disosialisasikan, hal itu memperluas hasil akhir tidak hanya pemikiran kita tetapi juga hal lain, dan interaksi keduanya. Untuk melihat sesuatu, secara harfiah, dari sudut pandang orang lain, seharusnya kita berdiri di tempatnya, atau menerima gambaran darinya, mengingat dia dapat mengatakan pada kita apa yang dia lihat, dan kita dapat mendengar suara yang sama pada saat berdiri pada tempat yang berbeda dan melihat arah yang berbeda. Pada sesuatu yang nyata, penglihatan bersifat individu, pendengaran bersifat kolektif. Dan ini menarik untuk diperhatikan, ketika kita sangat berharap untuk menegaskan aspek individu daripada aspek kolektif, kita berbicara tentang sebuah ”sudut pandang”. Bahkan ”aspek” adalah sebuah perubahan visual. Jadi perbedaan antara dua jenis simbol ini, adalah sebagai berikut:
Visual : lebih sulit diutarakan, lebih individual.
Verbal : lebih mudah diutarakan, lebih kolektif.
Manusia adalah makhluk sosial; dan manfaat dari komunikasi sangatlah besar, adapun keunggulannya, sebagaimana dinyatakan sebelumnya, dari pemikiran verbal dapat dijelaskan berdasarkan pada dasar-dasar di atas. Tapi manfaat dari komunikasi merupakan hal yang kebetulan (kita memiliki loudspeaker, tapi tidak memiliki proyektor gambar) dan tidak timbul dengan sendirinya secara alami simbol-simbol itu. Memang, kadangkala dikatakan bahwa ”sebuah gambar sama dengan seribu kata”. Jika memang demikian, maka dari pada menulis buku (sekitar 90.000 kata), penulis akan lebih baik menghabiskan waktu dengan membuat 90 gambar. Dengan teknik reproduksi modern, maka publikasi tidak memiliki kesulitan apapun.
Simbol-simbol Visual di dalam Geometri
Geometri menunjukkan bahwa dirinya merupakan konteks yang menguntungkan untuk menyelidiki pertanyaan, karena merupakan salah satu cabang matematika dimana diagram tampaknya merupakan bagian yang penting. Kita harus mencatat bahwa simbol yang dilibatkan disini lebih abstrak daripada representasi visual dari sebuah objek. Bahkan foto dari sebuah objek hanya menunjukkan aspek tunggal, dan untuk memperluas hal tersebut akan membangkitkan konsep dari objek sebagai sesuatu dari keseluruhan, dapat dijelaskan sebagai sebuah simbol untuk objek. Abstrak presentasi lainnya lebih lanjut, biasanya menunjukkan bentuk, warna, tekstur, ukuran. Tingkat abstraksi lainnya dapat ditemukan di dalam gambaran yang mewakili, bukan sebuah objek secara khusus.
Sebuah perbedaan penting antara kedua jenis simbol, foto dan kata, adalah yang satu lebih tampak sebagai objek tipikal dari set/rangkaian yang diwakilinya, dimana yang satunya lagi tidak tampak seperti itu. Jadi simbol visual ini, pada tingkat apapun, memiliki hubungan yang lebih erat dengan konsep daripada dengan simbol verbal. Hal yang sama berlaku bagi simbol-simbol geometris.
Simbol verbal dari simbol geometris diatas adalah lingkaran. Persamaan simbol geometris dengan konsepnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Manfaatnya adalah menimbulkan sifat-sifat konsep. Hal ini terjadi ketika kita menggambarkan secara visual beberapa konsep secara bersama-sama. Diagram tersebut menjelaskan pada kita hubungan antara konsep daripada representasi verbal dari konsep yang sama dengan lebih jelas.
Sebuah lingkaran dengan dua garis singgung dari suatu titik diluar lingkaran; dan jari-jari melalui titik-titik singgung dari kedua garis singgung tersebut.
Sebuah kelemahan dari simbol visual adalah simbol tersebut harus digambarkan agar dapat dikomunikasikan. Ingat, bahwa simbol itu tidak menyajikan suatu lingkaran tertentu, garis singgung dan lain-lain. Tetapi menyajikan variabel-variabel suatu lingkaran. Bukan pula sebuah lingkaran dengan jari-jari dan diameter seperti yang terlihat. Kata - kata ini mengingatkan kita secara eksplisit mengenai hal ini. Sebuah diagram tidak dapat menunjukkan lingkaran tertentu. Oleh sebab itu, kita harus mengabaikan suatu kualitas tertentu dan bekerja dengan simbol - simbol secara umum. Tahapan ini merupakan tahap yang lebih konkret sehingga kita harus melakukan beberapa abstraksi dalam diri kita.
Dalam contoh ini, kedua kelemahan kecil tersebut cukup sebanding dengan keringkasan dan kejelasan dari simbol-simbol visual. Namun demikian, kita menemukan bahwa kebanyakan komunikasi geometris dimulai dengan sebuah diagram, kemudian segera beralih ke simbol aljabarverbal, bersamaan dengan penambahan simbol geometri. Dalam studi vektor, ruas garis berarah diganti dengan pasangan terurut, tiga, atau n-tupel angka.
Sebuah kerugian pada simbol visual yaitu simbol visual harus digambar untuk dapat dikomunikasikan- tetapi pensil dan kertas, papan tulis dan kapur, cukup mudah untuk digunakan. Kita juga harus ingat bahwa itu menggambarkan, bukan sebuah bagian lingkaran tertentu, garis singgung, atau lainnya, namun menunjukkan variabel – sebuah lingkaran, bukan lingkaran dengan pusat dan radius yang kita lihat. Karena diagram tidak bisa tidak menunjukkan lingkaran tertentu dan lainnya, kita harus ingat untuk mengabaikan sifat tertentu dan bekerja dengan suatu hal umum yang bisa melambangkan. Karena itu adalah sebuah tahap yang lebih konkrit, kita harus melakukan sesuatu abstrak diri.
Kedua Sistem dan Hubungannya
Secara historis, salah satu pernikahan paling bahagia kedua sistem adalah bahwa karena Descartes. Setiap titik pada bidang kertas ditentukan jarak nya dari dua (biasanya tegak lurus) jalur, yaitu, dengan dua angka, ditulis sebagai pasangan. Koordinat ini, sebagaimana mereka disebut, bisa positif atau negatif.
Sebuah titik variabel sesuai dengan sepasang variabel numerik;
(gambar koordinat P(x,y)), Dan satu himpunan titik dengan properti karakteristik tertentu, misalnya bahwa jarak dari asal selalu sama dengan r, diwakili oleh persamaan dipenuhi oleh semua pasangan koordinat (x, y).
(gambar lingkaran x2 + y2 = r2). Dengan cara ini kurva dapat direpresentasikan aljabar yang sulit untuk menarik akurat, misalnya elips, bentuk sebuah planet mengorbit mengitari matahari, parabola, bentuk reflektor untuk memberikan sinar paralel (seperti untuk lampu mobil), atau berkonsentrasi sinar jauh ke titik (seperti untuk sebuah teleskop radio).
(gambar parabola y2 = 4 ax)
Sifat umum dan berirama dapat ditangani dengan cara ini, sifat umum, dengan menggunakan hubungan umum antara koordinat variabel, dan berirama, dengan memberikan nilai numerik khusus untuk variabel ini. Apa pengobatan ini aljabar geometri menambah kekuatan yang besar manipulasi, dan akurasi yang jauh melampaui apa yang tersedia dengan menggambar akurat untuk skala dan pengukuran gambar. Tapi kita masih perlu gambar untuk menunjukkan apa himpunan titik-titikseperti, secara keseluruhan. Hal ini, misalnya, tidak jelas dari persamaan bahwa kurva diwakili oleh y2= 4 ax menghilang ke kejauhan, dalam dua arah, atau yang diwakili oleh +=1 bergabung dirinya lagi, atau bahwa perubahan sederhana dari tanda di kedua akan memberi kita sesuatu yang tampak sama sekali berbeda.
(gambar kurva hiperbolik -=1)
Bahwa representasi tidak lebih unggul dalam segala hal ditunjukkan oleh fakta yang sering kita gunakan metode secara terbalik . Alih-alih memulai dengan kurva yang diketahui ( semua di atas diketahui geometers Yunani, sekitar delapan belas abad sebelum Descartes ) dan mewakili itu aljabar , kita dapat mulai dengan konsep aljabar , bahwa fungsi , dan mewakilinya grafis .
Gagasan tentang fungsi matematika adalah salah satu umum besar. * Secara garis besar , berfungsi memberitahu kita bagaimana objek dalam satu himpunan sesuai dengan orang-orang di negara lain , misalnya , bagaimana jarak yang ditempuh oleh suatu benda dapat ditemukan jika kita tahu waktu , bagaimana arus melalui sirkuit yang diberikan dapat ditentukan jika kita tahu tegangan. Fungsi dapat diwakili dalam berbagai cara , termasuk persamaan dan grafik .
Untuk menemukan korespondensi individu, sebuah persamaan sangat nyaman . Misalnya jika d meter adalah jarak yang ditempuh oleh tubuh jatuh bebas di bawah gravitasi ( mengabaikan hambatan udara ) , dan t kedua kali itu telah jatuh , maka d = 4,9 t2 . Jadi , jarak jatuh setelah 1 detik adalah 4,9 x 1 meter , setelah 2 detik itu adalah 4,9 x 4 meter , dan sebagainya. Dengan mengambil ( t, d ) sebagai koordinat Cartesian , kita dapat menunjukkan secara grafis fungsi secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Imagery adalah suatu representasi mental mengenai objek atau peristiwa yang tidak eksis pada saat terjadinya proses pembayangan.
Komponen-komponen imgery
Terdapat tiga komponen terhadap mental imagery menurut Finke (1989: 47) komponen-komponen tersebut ialah:
Stimulus, merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu, seperti kejadian, peristiwa, atau sebuah objek biasa.
Panca indera, organ-organ tubuh yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu via serabut saraf menuju otak sehingga perasaan atau sensasi yang diterima dapat ditafsirkan.
Memory, sebagai sebuah proses pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) atau masa lalu oleh mental manusia
Proses terjadinya representasi mental atau mental imagery ialah merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan stimuli, panca indera dan memori. Mata dan telinga yang menerima informasi dari stimuli dikirimkan ke korteks visual dan korteks auditorik secara berturut-turut. Kemudian di kirimkan lagi untuk di proses secara mendalam terhadap informasi yang diterima ke area frontal di otak untuk menemukan apakah suatu kata mendeskripsikan benda hidup atau benda mati.
Saran
Dari berbagai uraian di atas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan sebagainya, untuk itu sangat diharapkan saran maupun kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah selanjutnya. Baik dari dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Skemp, Richard R. 1971. The Psychology of Learning Mathematics. England.
Rose, Collin dan Malchom J Nicholl. 2002. Accelerated Learning for the 21st
Century. Bandung: Nuansa.
Solso, Robert L. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.
Baihaqi, MIIF. 2016. Pengantar Psikologi Kognitif. Bandung: Refika Aditama.
0 comments:
Post a Comment